http://winest-wirmayani.blogspot.com/2013/04/budaya-galau-mahasiswa-vs-tipologi-dosen.html

Rabu, 23 Maret 2016

Sepucuk Surat Elektronik untuk Seseorang di Alam Lain

Salam keagamaan,

Untukmu yang berada di alam lain, apa kabarmu? Apa kamu sudah makan? Orang hebat sepertimu harus selalu sehat. Oh iya, mulai pagi tadi aku telah menambahkanmu dalam bait doaku. Walau tak menyebutkan namamu, tapi aku punya panggilan khusus untuk mendeskripsikanmu yang hanya aku dan Tuhan yang tahu. Aku memang perlu banyak belajar  agar aku bisa tahu siapa kamu. Aku tak cukup punya referensi tentangmu. Selama ini aku hanya berurusan dengan makhluk yang tidak peka, yang terkadang harus memakai cara-cara konyol untuk membuatnya peka. Tapi ini berbeda denganmu. Kamu peka namun tanpa suara.

Untukmu yang berada di alam lain, mungkin tak sulit bagiku untuk memahami sikapmu. Hanya butuh “polesan” sedikit untuk mengerti semuanya, sebab aku sudah punya dasar atas itu. Apa kamu tak sadar jika kita punya banyak kesamaan?  Kamu juga tipe pengarah, sama denganku.  Itu pula yang mungkin membuat kita sama-sama menjadi “pendiam”. Fyi, aku bukan tipikal perfeksionis. Bukan juga yang mendewakan gelar atau harta. Yang aku sangat hargai adalah sosok yang baik, cerdas, bersahabat dan sudah menjadi barang pasti harus seiman. Itu yang menjadi standar utamaku. Gelar dan harta walaupun bisa melancarkan banyak urusan, akan tak ada artinya jika orangnya kurang baik. Kalau sudah kurang baiknya, otomatis juga kurang bersahabat dan sudah pasti kurang cerdas. Mungkin jika aku tipe orang seperti itu, sudah aku iya-kan saja dari dulu ketika seseorang lulusan M.BA itu datang meminta kesediaanku. Ia memang seiman denganku, tapi kurang baik menurut kacamataku. Apalah artinya cerdas secara intelektual tanpa dibarengi dengan kecerdasan emosional dan spiritual?

Untukmu yang berada di alam lain, jika ingin mengenalku lebih jauh, bersuaralah!  Kamu punya hak untuk itu. Aku tidak se-perfect dan se-kaku yang kamu pikir. Kamu bisa mengirimkan pesan kepadaku melalui media komunikasi yang biasa kita gunakan. Walau beda alam, kita masih memakai bahasa yang sama, kan? Tak perlu ragu atau sungkan. Selagi kamu baik, cerdas dan bersahabat, aku akan menyambutmu dengan baik. Aku yakin kamu memiliki ketiga aspek itu. Itulah yang menjadikanmu menarik di mata dan di otakku.

Untukmu yang berada di alam lain, sampai disini dulu suratku. Jika kamu punya waktu luang dan punya cukup energi, kamu bisa membalas suratku melalui media apapun. Tapi kalau tidak bisa juga tidak apa-apa. Jaga selalu kesehatanmu ya! Ibumu akan sedih jika kamu dalam kelemahan tubuh. Masyarakat akan semakin menjadi-jadi keluhannya jika kamu dan kawan-kawanmu tak dapat bertugas karena sakit. Tolong sampaikan juga salamku untuk mereka. Santih.


Temanmu,


Wayan Irmayani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

x_3badcda6