http://winest-wirmayani.blogspot.com/2013/04/budaya-galau-mahasiswa-vs-tipologi-dosen.html

Selasa, 08 November 2011

Media Cetak


Definisi
Media Cetak adalah media statis yang menyampaikan pesan-pesan dalam bentuk verbal dan visual secara tertata, satu topik per satu topik, pada lembaran cetak. Media cetak meliputi surat kabar, majalah, buku, brosur dan lainnya yang berbentuk tulisan ataupun visual dalam lembaran cetak. Dalam pembahasan kali ini, penyusun memfokuskan pada surat kabar. 

Sejarah
Sehubungan dengan ditemukannya mesin cetak oleh Gutenberg pada abad ke limabelas, gagasan untuk membuat surat kabar pun terbentuk. Untuk yang pertama kali, surat kabar dibuat di Amerika Serikat dengan nama “Public Occurrenses Both Foreign and Domestick” pada tahun 1690. Surat kabar tersebut diusahakan oleh Benjamin Harris, seorang berkebangsaan Inggris. Akan tetapi baru saja terbit sekali, sudah dibredel. Bukan karena beritanya menentang pemerintah, tetapi cuma gara-gara dia tidak mempunyai izin terbit. Pihak kerajaan Inggris membuat peraturan bahwa usaha penerbitan harus mempunyai izin terbit, di mana hal ini didukung oleh pemerintah kolonial dan para pejabat agama. Mereka takut mesin-mesin cetak tersebut akan menyebarkan berita-berita yang dapat menggeser kekuasaan mereka kecuali bila usaha itu dikontrol ketat. 

Bentuk & Jenis Surat Kabar
- Surat kabar frekuensi harian, mingguan, dst.
- Ukuran tabloid (biasanya 5-6 kolom)
- broadsheet (biasanya 7-8 kolom)
- Sirkulasi/Peredaran oplah
- Demografi Pembaca kelas ekonomi, sosbud
- Penekanan/Format Isi umum, bisnis

Dari sisi sosial budaya, Surat Kabar dibedakan menjadi 2 jenis, yakni:
Highbrow Newspaper, ciri-cirinya: gaya bahasa tidak langsung, halus, harus dicerna, dibaca oleh orang berpendidikan memadai, disajikan sopan dan runtut, tidak banyak ilustrasi.
Boulevard (Popular) Newspaper, ciri-cirinya: gaya bahasa gamblang, kasar, terlalu berani membeberkan sesuatu, latar belakang pendidikan dasar dan menengah, emosional, kejadiankejadian yang dekat dengan sekitar, banyak ilustrasi, gambar dan isi sedikit.

Kekuatan dan Kelemahan Surat Kabar

(+) Kekuatan Surat Kabar
  • Market Coverage (menjangkau daerah tertentu sesuai cakupan pasarnya)
  • Comparison Shopping (sebagai katalog informasi/pembanding tentang barang yang akan dibeli) 
  • Positive Consumer Attitudes (surat kabar dipandang memuat hal-hal aktual yang perlu segera diketahui khalayak pembacanya)
  • Flexibility (bebas tentukan pasar, ukuran, jenis, frekuensi tayang, warna, dan lain-lain)

(-) Kelemahan Surat Kabar
  • Short Life Span (orang baca dlm waktu singkat, cukup sekali saja dan cepat basi)
  • Clutter (layout kadang kacau, informasi berlebihan, iklan berlebihan, iklan kacau dgn artikel)
  • Limited Coverage of Certain Groups (beberapa segmen tidak dapat dilayani dengan baik, umumnya pembaca berusia di bawah 20 tahun, bahasa yang beda tidak dapat dilayani)
  • Product criteria (beberapa produk tidak dapat beriklan di surat kabar, misalnya iklan rokok dan bir, produk yang memerlukan demonstrasi/gerak petunjuk, juga jasa-jasa seperti dokter, tukang listrik, dan lain-lain kadang tidak dilihat. 
  • Poor reproduction (kualitas cetak tak sebagus majalah atau brosur)

Perkembangan teknologi terutama hadirnya internet telah merubah media cetak. Media cetak kini tersedia pula online. Tapi media web tidak pernah mengambil alih atau mematikan media cetak seperti yang diprediksi semula.
Bahkan banyak media majalah web yang membuat versi cetaknya. Majalah & Koran dari dulu hingga sekarang sangat portable (mudah dibawa kemana pun, bisa langsung dipegang, buka, taruh, lempar, dll.); Web masih belum.
Yang menjadi pertanyaan BUKAN media mana yang lebih bagus atau superior tapi yang menjadi pertanyaan adalah media MANA SAJA YANG TEPAT menjadi bagian dari sebuah pengembangan Strategi Media yang cermat dan terpadu.

Wawancara
Berhubung pembahasan tertuju pada media cetak dan dikhususkan pada surat kabar, kami melakukan kunjungan ke Radar Sulteng guna memperoleh informasi seputar surat kabar dan perkembangannya ditengah kecanggihan perkembangan teknologi komunikasi. Narasumbernya Bapak Fahmi, beliau adalah karyawan senior di media ini. Ditemui di ruangannya, tepat di lantai 2 Graha Pena Radar Sulteng kemarin (07/11),  saat ditanya seputar pengaruh satelit terhadap surat kabar, beliau mengatakan bahwa pengaruhnya banyak, salah satunya itu seperti media penghubung. “Radar ini kan dibawah naungan Jawa Pos, dan Jawa Pos sendiri banyak cabang-cabangnya diseluruh Indonesia. Jadi dengan masuknya satelit, hubungan komunikasi didalam grup Jawa Pos ini menjadi lancar. Coba bayangkan jika tidak ada satelit, hanya memanfaatkan jasa pos, pasti segalanya akan lambat dan tertunda. Radar sendiri menyewa 2 satelit. 1 untuk televisi, dan satuya lagi untuk koneksi internet.” tuturnya. 
Tak hanya itu, kami juga menanyakan perihal pengaruh digitalize, apakah Koran Radar menerapkannya? Dengan ramah beliau menjelaskan bahwa Radar tidak terlalu menerapkannya. “kita melihat bagaimana konsumsi masyarakat. Kalau di Sulteng ini kan masyarakatnya cenderung ke korannya itu, karena praktis. Tinggal ambil, baca, selesai. Tapi kalau dikemas dalam bentuk digital, saya rasa itu tidak efektif. Kenapa? Kalau digital itu kan perlu media untuk membukanya, seperti komputer lah. Nah kalau tidak punya komputer, berarti dia tidak bisa mengakses. Baru-baru ini Jawa Pos dapat juara dunia karena mampu meningkatkan minat pembaca koran ditengah canggih-canggihnya teknologi internet ini. Kita di Jawa Pos buat suatu program anak muda, namanya deteksi yakni kolom untuk mengapresiasikan para pelajar, sekolah mahasiswa, pokoknya anak-anak muda lah... untuk terlibat dalam koran itu, di Radar juga kami sudah muat. Jadi kita mengundang minat pembaca dari semua umur. Otomatis kalau ada mukanya dorang disana atau temannya, pasti dia akan baca itu koran dan dia perlihatkan ke teman-temannya. Itulah yang membuat koran kami tetap eksis" sahutnya sembari menyodorkan koran.
Ia juga menjelaskan pengaruh internet terhadap perkembangan koran itu sendiri. Ia mengatakan dengan adanya internet, wartawan tidak susah lagi mencari berita mancanegara sebab melalui internet semuanya telah terfasilitasi dengan adanya lembaga yang menjual berita atau dokumentasi seperti Routers dan AFP.

Referensi:


Rabu, 26 Oktober 2011

Hasil Wawancara Bersama Fadil Muhammad

Fadil Muhammad adalah seorang wartawan sekaligus penyiar senior di Lembaga Penyiaran Publik (LPP) TVRI Sulteng. Tak heran apabila beliau sering tampil di layar kaca TVRI Sulteng. Berikut adalah hasil wawancara bersama beliau terkait jurnalisme.

Fadil Muhammad
Bapak, ceritakan sedikit mengenai diri Bapak dan kegiatan Bapak sebagai wartawan?
"Saya lahir pada tanggal 1 November 1967. Awalnya saya berprofesi sebagai penyiar di radio Swasta, mulai di Sidrap Sulawesi Selatan, Jakarta, Kendari dan di Palu. Setelah itu profesi tetap sebagai penyiar dan direkrut oleh LPP TVRI Sulteng pada tahun 2002 sampai saat ini. Kegiatan sekarang, selain sebagai penyiar, presenter dan host, saya juga sering melakukan peliputan berita, pembuat produksi paket siaran lokal dan nasional di TVRI."

Dimana Bapak pertama kali terlibat sebagai wartawan, dan sekarang bekerja untuk media apa?
"Sejak saya di TVRI, mulai tahun 2002 sampai sekarang. Untuk media, ya media elektronik. Kan televisi…"

Mengapa Bapak tertarik menjadi wartawan?
“Karena wartawan adalah suatu profesi yang membanggakan, sebab turut serta memberikan atau  menambah wawasan informasi bagi masyarakat luas dan tidak semua orang memiliki talenta sebagai wartawan."

Apa tips untuk menjadi seorang wartawan sukses?
“Pertama harus memiliki wawasan luas, etika moral yang baik, memberikan informasi yang sebenarnya (fakta dan nyata), tidak menganggap diri paling hebat, karena ini adalah kerja tim dan terakhir yaitu belajar dan terus belajar”.

Siapa wartawan yang Bapak kagumi selama ini, mengapa?
“Wartawan yang saya kagumi adalah wartawan yang professional dan rendah diri. Kalau menunjuk personal, tidak ada.”

Apa yang Bapak lakukan saat ini untuk mengembangkan karir jurnalistik Bapak?
“Mengikuti pelatihan-pelatihan jurnalistik, baik yang dilakukan di Sulawesi Tengah maupun di luar Sulteng yang dilaksanakan oleh TVRI. Misalnya mengikuti penyamaan penulisan naskah berita, pelatihan produser berita, pelatihan jurnalisme perang, dan sebagainya.”

Dimana Bapak bisa dihubungi? Apakah Bapak aktif di jejaring sosial?
“Saya bisa dihubungi melalui telepon (ponsel), Facebook dan di kantor tempat saya bekerja (TVRI). Atau lihat kontak alamat saya dibawah ini."

Alamat        :   Perdos Untad, Blok A3 No. 21 Tondo
Mobile        :   0811454804
Email           :   fadelmuhammad33@yahoo.com

Senin, 24 Oktober 2011

Teknologi Komunikasi

Gelombang Peradaban Manusia, Kita Berada Dimana?

Alvin Toffler mengelompokan ada tiga gelombang peradaban manusia yang terdiri dari:
a) Era Pertanian
Gelombang pertama (800 SM-1500 M) adalah gelombang pembaruan dimana manusia menemukan dan menerapkan teknologi pertanian yaitu manusia berubah dari kebiasaan berpindah-pindah yang menetap disatu tempat. Ciri masa ini adalah penggunaan “baterai alamiah” yang dapat menyimpan energi yang dapat diperbaharui dalam otot-otot binatang, hutan, air terjun, angin atau langsung dan matahari, banyak sekali menggunakan kincir air dan kincir angin.
b) Era Industri
Gelombang Kedua adalah masyarakat industri, yang sangat efisien dan cenderung memberi kesan sebagai "manusia-ekonomi" yang rakus, yang baru dilahirkan oleh renaissance (pencerahan) di Eropa. Pada masa ini terjadi dan berkembang revolusi industry. Ciri-ciri pada gelombang ini yaitu: Budaya Iptek tumbuh dengan pesat, terjadi urbanisasi dan pembangunan kota besar, penggunaan energi yang tidak dapat diperbaharui dan polusi yang menyebabkan kerusakan lingkungan hidup.
c) Era Informasi/Komunikasi
Gelombang ketiga adalah masyarakat jaringan, yaitu sebagian besar aktivitas masyarakat menggunakan atau memanfaatkan jaringan untuk menghemat sumber daya. Ciri-ciri pada gelombang ini yaitu: kelangkaan bahan bakar fosil ; kembali ke energi yang dapat diperbaharui, proses produksi yang cenderung menjadi produksi massa yang terkonsentrasi, terjadinya deurbanisasi dan globalisasi karena kemajuan teknologi komunikasi dan informasi.

Berdasarkan klasifikasi diatas, saat ini kita berada pada gelombang peradaban ketiga yaitu masyarakat informasi sebagaimana dapat dilihat dari ciri-ciri yang telah disebutkan diatas, salah satunya adalah kelangkaan bahan bakar fosil. Hal ini bukan isapan jempol belaka, banyak fakta yang mendukungnya. Contoh kecil seperti yang terjadi di Kota Palu beberapa hari yang lalu saat mengalami kelangkaan minyak tanah. Beberapa bulan lalu di Kota Palu juga mengalami kelangkaan BBM yang menyebabkan banyak kendaraan yang antri sampai puluhan meter disekitar area SPBU. Akibatnya akses transportasi dalam kota menjadi terganggu.

Tak hanya itu, pada gelombang peradaban ketiga dunia dihadapkan oleh media informasi dan komunikasi yang sangat canggih, dimana media ini merupakan perpaduan dari media berbasis audio, visual, dan audio visual yang dikemas menjadi satu kesatuan. Media ini bernama Internet. Sekedar mengulas kembali, Internet merupakan kumpulan beberapa komputer yang saling berhubungan pada suatu jaringan. Di Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, China dan lainnya, penggunaan internet benar-benar telah diterapkan dalam segala bidang, baik itu dari aspek aktivitas masyarakatnya ataupun kenegaraan. Sebagian besar aktivitasnya melibatkan kinerja jaringan.

Tak hanya di Negara-negara maju, di Indonesia yang merupakan negara berkembang sudah banyak aktivitas yang dalam pengerjaannya memanfaatkan Internet. Sebagai contoh: pembelajaran online, eGovernment, dan aktivitas-aktivitas komersial. Berikut adalah ulasan singkat mengenai aktivitas-aktivitas berbasis jaringan di Indonesia:

a) eLearning
eLearning adalah program pembelajaran online. Dengan program ini, baik dari tenaga pengajar, siswa atau mahasiswa, dapat mengefisienkan waktunya, karena tidak harus mengunjungi suatu tempat khusus (sekolah) untuk tempat belajar. Dengan adanya internet, setiap orang berpeluang untuk melaksanakan aktivitas belajar dimanapun ia berada dengan catatan terkoneksi dengan internet. Seperti halnya tugas Teknologi Komunikasi ini. Contoh situs pembelajan online yaitu www.ilmukomputer.com 

b) eGovernment
eGovernment adalah pemerintahan yang berbasis online. Disebut demikian karena mekanisme pemerintahan dilakukan secara online, sehingga masyarakat dapat mengaksesnya dengan mudah tanpa harus membayar mahal akomodasi dan transportasi yang dapat membebankan masyarakat. Contohnya seperti: pendaftaran online SNMPTN, pembayaran listrik online atau program eKTP yang sedang dicanangkan. Contoh situs eGovernment yaitu www.pajak.go.id 

c) Aktivitas Komersial Online
Aktivitas komersial memiliki skala besar, seperti perusahaan-perusahaan, situs jejaring sosial, entertainment dan lainnya. Banyak keuntungan yang dapat diperoleh oleh instansi terkait seperti melakukan sosialisasi untuk memperkenalkan suatu produk atau program berbasis online tanpa harus mengeluarkan biaya yang banyak untuk melakukannya. Bagi khalayak, manfaat yang bisa diperoleh yakni dapat mengakses dengan cepat dan murah terhadap suatu item yang tersedia, contohnya belanja online. 

Kesimpulannya, bahwa di gelombang peradaban ketiga ini yang sangat ditekankan adalah cara berpikir manusia, bagaimana memanfaatkan teknologi demi menghemat sumber daya. Walaupun saat ini dunia berada di era informasi/komunikasi, tak dapat dipungkiri bahwa masih terdapat kepingan-kepingan era pertanian dan industri dalam masyarakat, akan tetapi saat ini masyarakat dunia dominan telah mengetahui dan menggunakan kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi. oleh sebab itu, saat ini di nyatakan sebagai era informasi/komunikasi.

Jumat, 21 Oktober 2011

Dasar - Dasar Jurnalistik

Mengapa Sesuatu itu Bisa Dijadikan Berita?

Sebelum membahas tentang karakteristik berita, terlebih dahulu harus memahami apa yang dimaksud dengan berita. Berikut ini adalah beberapa definisi berita menurut para ahli:

a)        Mitcel V. Charneley
News merupakan laporan tentang fakta atau opini yang menarik perhatian dan penting, yang dibutuhkan oleh sekelompok masyarakat.
b)        Jakob Oetama
Berita adalah sesuatu yang diangkat oleh wartawan dari suatu event atau peristiwa, menjadi sebuah konstruksi yang dipublikasikan.
c)         Curtis D. MacDougall
Berita adalah deskripsi atas suatu keadaan atau kejadian; bukan sesuatu yang secara intrinsik ada dalam kejadian itu sendiri. 

Dari definisi berita diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa, berita merupakan sebuah fakta yang menarik perhatian dan penting, setelah mengalami konstruksi terlebih dahulu dan akhirnya dipublikasikan. 

Tak semua hal dapat dijadikan sebagai berita. Hanya peristiwa tertentu yang memiliki nilai berita saja yang pantas diangkat menjadi berita. Pada umumnya, semua berita berkaitan dengan manusia, walaupun ada yang mengangkat berita tentang hewan atau tumbuhan, pasti didalamnya ada kaitannya dengan manusia.
Sesuatu itu bisa dan pantas dijadikan berita apabila terdapat unsur-unsur berikut: 

a)      Timeliness atau bersifat baru
Suatu event akan menjadi berita yang kuat karena ada unsur keaktualan didalamnya. Misalnya berita itu diangkat selang beberapa waktu setelah kejadian.
 Contoh: Banjir Bandang Tewaskan Ratusan Jiwa

b)      Unusual atau aneh, jarang terjadi
Kejadian yang aneh akan mendorong minat khalayak untuk dapat mengetahui kronologis kejadian itu. Contoh: Paus Biru Hebohkan Masyarakat Teluk Palu

c)      Interesting atau menarik
Khalayak cenderung memilih berita yang menarik. Oleh karenanya, suatu kejadian yang menarik akan memiliki poin tersendiri dalam suatu berita. Contoh: Ajaib, Anak Usia 2 Tahun Kuasai 9 Bahasa

d)      Significant atau signifikansi (dapat menemukan perbedaan kecil yang berarti)
Seperti jika kita ingin mendeskripsikan riwayat Albert Einstein menjadi sebuah berita, fakta umum tentang beliau, yaitu sebagai pencipta teori relativitas e=mc2, peraih Nobel tentang foto elektrik dan masih banyak lagi yang identik dengan kecerdasannya. Tapi akan menjadi lebih signifikan apabila ditambahkan tentang kebiasaan Einstein yang tidak suka memakai kaos kaki.

Berita ada yang berkarakter kuat dan lemah. Dikatakan kuat, apabila berita tersebut baru, masih hangat, sangat menarik perhatian khalayak, sangat penting, dapat menemukan satu poin penting yang berarti, atau bahkan peristiwa yang sudah lewat akan tetapi baru pertama kali dipublikasikan.  Sedangkan suatu berita dikatakan lemah, bilamana berita tersebut sudah pernah dipublikasikan sebelumnya, hanya berita yang biasa-biasa saja (ordinary), atau konstruksinya kurang menarik.

Referensi :
Yulia,Winda. 2010. Andai Aku Jadi Penyiar. Yogyakarta: CV ANDI OFFSET
Dewabrata, AM. 2004. Kalimat Jurnalistik; Panduan Mencermati Penulisan Berita. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara

x_3badcda6