http://winest-wirmayani.blogspot.com/2013/04/budaya-galau-mahasiswa-vs-tipologi-dosen.html

Kamis, 15 Maret 2012

Surat Cinta

Dear Vic,
Hai Vic, senang sekali bisa berjumpa denganmu walau hanya lewat tulisan. Bagaimana dengan study tour kemarin? Pasti seru. Aku ingin juga seperti kamu bisa tour ke lima negara, gratis pula. Tapi apa daya, saya tidak menguasai bahasa asing. Oh iya, kayaknya saya tidak perlu menanyakan keadaanmu lagi, karena  berdasarkan status-statusmu di Facebook, nampaknya kamu dalam suasana gembiraJ. Meskipun di dunia maya kita sering bertatap muka, tapi sepertinya lebih seru kalau berkomunikasi lewat surat. Selain unik, banyak juga manfaat lainnya. Jangan mentang-mentang terbiasa menggunakan teknologi modern, lantas budaya tulis manual mulai kita lupakan. Tidak ada salahnya kita mempopulerkan media ini. Walau terkesan jadul, tapi memikili nilai estetika yang tinggi, apalagi ditulis tangan. Ngomong-ngomong tentang surat , ada hal menarik yang ingin kusampaikan dan dapat dipastikan kamu akan terkejut dan tertawa lepas.
Kamu masih ingat Angie, teman sekelas kita dulu yang suka sekali nguncir rambutnya? Kalau Rio Elvaldro masih ingat dong? Kalian kan pernah berkelahi  dan sempat disidang ke BK gara-gara kamu menuduh dia mengambil lukisan wajahmu. Nah mereka berdua sekarang sedang menjalin hubungan, kira-kira dari dua bulan lalu. Bayangkan saja bagaimana anehnya pasangan ini. Aku jadi ingat hobi mereka sewaktu sekolah. Rio, kalau sudah diam-diam, pasti kerjanya ngorek upil dan Angie selalu nguncir rambutnya yang keriting itu. Tentu kamu penasaran, hal menarik apa yang ingin aku sampaikan?
Seminggu yang lalu, Angie menata ulang rumahnya. Kamar, rak buku dan dapur ia tata kembali bersama Rio. Suatu ketika, Angie dipanggil oleh ibunya untuk mengantarkan ke pasar. Angie meng-iyakan dan segera ke pasar menemani sang bunda. Tinggallah Rio sendiri di rumah Angie yang sibuk merapikan semuanya. Cukup lama Angie di pasar, kemudian ia segera pulang bersama ibunya. Setibanya di rumah, kamarnya sudah tertata rapi, begitu pula dengan rak buku dan dapurnya. Angie dan ibunya menyunggingkan senyum indah pada Rio tanda terima kasih. Tapi apa balasan Rio? Tak sedikitpun ia membalas senyuman mereka, malah segera berbalik badan menuju rak buku-buku Angie. Angie mengikutinya, ia merasa ada sesuatu yang aneh. Karena tak biasanya Rio bersikap seperti ini. Setiba didepan rak buku, keanehan itu semakin menjadi ketika Angie melihat sebuah peti kecil berwarna merah jambu tergeletak disana. Raut wajah Angie sontak berubah seiring dengan ekspresi yang ditampakan Rio.
Rio menatap tajam peti kecil yang tergeletak di lantai, kemudian Angie meraihnya. Dengan penuh rasa bersalah, akhirnya Angie hendak membawa peti kecil itu ke kamarnya, tapi usahanya dicegat Rio. Ia menyuruh Angie membuka dan menjelaskan detail tentang peti kecil itu. Kamu pasti penasaran, apa isi peti itu? Aku juga penasaran ketika pertama kali diceritakan Angie.
Angie perlahan membuka peti itu. Dengan tangan dan bibir gemetar, ia meraih lembaran-lembaran yang ada didalam peti. Kamu bisa menebak, apa isinya? Peti itu berisi segala sesuatu tentang kamu, Vic. Mulai dari foto kamu yang mengenakan seragam drum band, gelang kesayangan kamu yang warna hitam, sampai kertas hasil ulangan kamu ia simpan rapi. Disana juga ada buku diary yang semuanya melukiskan perasaan cinta Angie ke kamu. Tapi ada satu hal yang membuat saya tertawa terbahak-bahak. Kamu tahu, apa itu? Lukisan sketsa wajah kamu yang sempat kalian perdebatkan sampai ke ruangan BK, ternyata disimpan rapi oleh Angie.
Hahaha.... tak kuasa aku menahan tawa. Ada-ada saja perilaku-perilaku aneh seperti itu. Saya jadi tertawa sendiri jika mengingat kembali bagaimana sengitnya kamu dan Rio berkelahi mempersoalkan keberadaan sketsa wajahmu itu. Olehnya, jika kamu ada kesempatan, tidak ada salahnya  jalan-jalan ke rumahnya. Bagaimanapun juga, ia pernah menjadi seseorang yang sangat mengidolakan kamu. Tapi jangan sampai kisruh lagi antara kamu dan Rio. Hahaha....
Sampai disini dulu perjumpaan kita kali ini. Oh iya, Vic... jangan lupa kamu tanyakan harga buku Human Communicationnya DeVito ya...... yang terpenting, jangan lupa oleh-oleh buat aku ya...
Love,

Wirmayani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

x_3badcda6