April
kemarin, Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP) menyelenggarakan Ujian Nasional (UN). Sebuah program yang dilaksanakan
untuk mengevaluasi kemampuan siswa. Banyak yang pro akan UN dan menilainya
sebagai tindakan efektif sebagai indikator dan parameter penentuan kelulusan
siswa. Namunpun demikian, tak dapat dipungkiri banyak pula yang kontra akan hal
ini. Menurut kaca mata mereka, UN tidak pantas dijadikan parameter tunggal
dalam menentukan kelulusan. Apa artinya mengenyam pendidikan selama 3 atau 6
tahun jika hanya ditentukan oleh nilai UN. Bagaimana dengan perolehan nilai
raport, apakah hanya sebatas konseptualisasi belaka? Itulah beberapa komparasi
kiranya menjadi pertimbangan kemdikbud hingga metode UN dua tahun terakhir
mengalami revisi. Mulanya, UN diindikasikan sebagai satu-satunya parameter
penentu kelulusan, tapi
skip to main |
skip to sidebar
LinkedIn
Langganan:
Postingan (Atom)
Calendar
Jumlah Pengunjung
About Me
Followers
Labels
- anak emas (1)
- Ayam (1)
- BBM (1)
- Belajar (1)
- Berita (2)
- Budi Mukti (1)
- CCTV Online (1)
- Danau Talaga (1)
- Demokrasi (1)
- Demonstrasi Mahasiswa (1)
- Dikti (1)
- Generasi Emas (2)
- Grand Design (1)
- Hardiknas (1)
- Iklim Politik (1)
- Ilmu Komunikasi (1)
- Indonesia (1)
- IP Camera (1)
- Jurnal Ilmiah (1)
- Jurnalistik (1)
- Karakteristik Berita (1)
- Kebanggaan (1)
- ketidakadilan (1)
- KKN (1)
- konsistensi (1)
- Lasakka (1)
- Liburan (1)
- Lomba Menulis (1)
- Mass Media (1)
- Mid Semester (1)
- Multimedia (1)
- Online Monitoring (1)
- Opini.co.id (1)
- Pencinta Alam (1)
- Pendidikan Anti Korupsi (1)
- Pendidikan Karakter (1)
- Pendidikan Tinggi (1)
- Perguruan Tinggi (1)
- prestasi (1)
- prioritas (1)
- Public Relations (1)
- SMKN 2 Palu (1)
- SNMPTN (1)
- Speedy Monitoring (1)
- Surat Cinta (1)
- Teknologi Komunikasi (1)
- Touna (1)
- Universitas Tadulako (1)