Tahun
2045, pada seabad kemerdekaan Indonesia merupakan tahun yang disebut Mendikbud,
Muh. Nuh sebagai tahun generasi emas Indonesia. Dimana dalam tahun tersebut,
anak Indonesia banyak yang berusia produktif. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan bermaksud untuk menghadiahi Indonesia dengan “generasi emas” dalam grand design Indonesia Paripurna 2015.
Dalam mewujudkan generasi emas itu, anak dari usia dini menjadi targetnya.
Mulai dari faktor biologis hingga sosialnya, mulai dari asupan gizinya hingga
mempengaruhi kecerdasannya yang kemudian bisa beradaptasi dan berprestasi dalam
kehidupan sosialnya. Dalam hal ini, orang tua memiliki peran penting dalam
mewujudkan target Mendikbud tersebut, terutama Sang Ibu.
Dalam
upaya mewujudkan generasi emas, Sang Ibu perlu mempunyai persiapan dan strategi
emas pula untuk mendidik, mengasuh, membimbing, terlebih memperhatikan gizi
anak untuk menutrisi perkembangannya. Sejak di dalam kandungan, pasca
kelahiran, hingga tumbuh kembangnya, semuanya tergantung pada Ibu, bagaimana
Sang Ibu merawatnya. Apakah emas itu beberapa tahun yang akan datang tetap
berkilau, atau emas itu akan pudar akibat tak terawat? Semuanya terletak pada
Ibu. Sejak berupa janin, seorang Ibu atau calon ibu mengonsumsi makanan dan
minuman yang alami. Asupan karbohidrat dapat diperoleh dari nasi, begitu pula
untuk kebutuhan protein sebagai zat pembangun dapat diperoleh melalui tempe,
tahu dan kacang-kacangan sebagai protein nabati yang mudah dicerna oleh tubuh.
Berbeda halnya dengan protein hewani yang berasal dari daging maupun ikan.
Jenis makanan ini mengandung lemak jenuh yang sulit terurai oleh tubuh. Jika
sering dikonsumsi dan dalam jangka waktu yang panjang, beberapa gangguan
kesehatan mulai muncul, seperti hypertensi,
kolesterol dan lainnya yang bisa mempengaruhi cara kerja jantung akibat
banyaknya lemak yang bertumpuk di area tersebut.
Untuk
itu, pada masa kehamilan sangat disarankan bagi Ibu yang tengah mengandung untuk
mengonsumsi buah dan sayuran segar agar vitamin yang dikonsumsi oleh Sang Ibu
bisa diserap oleh Si Jabang Bayi untuk pertumbuhannya. Selain itu, mengonsumsi
susu sari kedelai juga sangat bermanfaat bagi kesehatan Ibu, sebab kedelai
adalah kelompok kacang-kacangan yang kaya nutrisi yang tentunya berdampak baik
bagi tubuh. Untuk susu kedelai ini disarankan bagi Ibu untuk membuatnya sendiri
agar kebersihannya terjamin. Sebab jika dibeli di pasaran, bukan tak jarang
jika produk tersebut kurang higienis juga mungkin mengandung bahan pengawet.
Mengapa bukan susu ibu hamil? Untuk kalangan menengah atas, pengonsumsian
terhadap susu ibu hamil yang tersedia dalam bentuk kemasan ini mudah dijangkau,
lalu bagaimana dengan ibu-ibu hamil dari kalangan ekonomi menengah kebawah?
Mereka juga berhak dan harus sehat lho. Nah, itu tadi solusinya, susu kedelai.
Jangan meremehkan nutrisi kedelai ya Bu. Walaupun harganya relatif murah, bukan
berarti murahan pula dari segi
nutrisinya. Tidak. Kedelai mengandung banyak vitamin yang mudah dicerna oleh
tubuh. Ia tak kalah dengan susu-susu full
creme atau susu lainnya yang berasal dari susu hewani. Bahkan, susu kedelai
memiliki kelebihan, yakni tidak mengandung lemak jenuh, sehingga tidak
menyebabkan obesitas serta gangguan kesehatan lainnya. Sebab di dalam susu
kedelai tidak terdapat lemak jenuh. Pola hidup vegetarian seperti ini perlahan
mestinya mulai diterapkan oleh masyarakat Indonesia. Selain memiliki gizi yang
baik, bahan-bahannya mudah didapatkan, pola hidup vegetarian ini juga bisa
membantu banyak Ibu-Ibu di Indonesia yang kekurangan asupan gizi saat masa
nifas, sehingga berdampak pada kesehatan Ibu dan kecerdasan anak. Olehnya,
merupakan suatu harapan besar penulis bagi pemerintah serta perusahaan susu di
Indonesia, untuk melakukan sebuah inovasi pangan berbasis vegetarian yang dapat
menyuplai kebutuhan gizi warga negara Indonesia dengan menyubstitusi protein
hewani ke nabati. Hingga tak ada alasan bagi ibu dan anak Indonesia untuk
kekurangan gizi sehingga dapat menurunkan angka kematian bayi dan kematian ibu saat
melahirkan, yang merupakan indikator kesehatan pada suatu negara.
Lalu
bagaimana membentuk tumbuh kembang anak yang optimal? Ada beberapa point yang mesti diperhatikan oleh Sang
Ibu, yakni dari segi nutrisi yang menyangkut asupan gizi; dari segi kesehatan
yang meliputi kebersihan dan olah raga; stimulasi fisik dan psikis yang
berkaitan dengan bakat; serta inisiasi kehidupan bermasyarakat yang akan
membangun mental serta kepedulian anak terhadap lingkungan dan menjadi wadah
bagi anak untuk memainkan peran sosialnya. Untuk itu, para ibu perlu perhatian
ekstra terhadap si buah hati dalam memantau tumbuh kembangnya sehingga nantinya
bisa menjadi kebanggaan atas prestasi yang diukir si buah hati.
Ditinjau
dari segi nutrisi, selain merupakan keharusan bagi bayi berusia 0-6 bulan untuk
mengonsumsi ASI eksklusif, yang perlu diperhatikan untuk usia diatasnya adalah
asupan gizinya yang meliputi karbohidrat, protein, vitamin serta mineral yang
keseluruhannya bisa terpenuhi secara vegetarian. Mudah didapat dan kaya nutrisi
serta bebas dari obesitas. Pada usia 7-12 bulan, makanan-makanan itu direbus
dan dihaluskan (dijadikan bubur saring) agar mudah diproses dalam pencernaan
bayi. Kemudian pada usia selanjutnya, makanan-makanan itu bisa dijadikan bubur
biasa, lalu secara bertahap anak dapat mengonsumsi nasi. Konsumsi buah juga
sangat disarankan. Pisang, jeruk, pepaya, apel, adalah buah-buahan yang relatif
kaya vitamin dan relatif mudah didapatkan. Jangan lupa untuk memberikan wortel
dan tomat yang kaya akan vitamin A untuk kesehatan matanya.
Jika
tadi tentang nutrisinya, maka dari segi kesehatannya perlu dilakukan pengawasan
terhadap kebersihan si buah hati. Saat berusia dini, tubuh bayi mudah terserang
penyakit sebab daya tubuhnya masih lemah. Untuk mencegah timbulnya penyakit,
perlu diperhatikan di area tubuh bayi yang lembab, seperti lipatan-lipatan
kulit, pantat dan selangkangan. Untuk usia 1 tahun keatas, selalu diperhatikan
kebersihan tangannya. Biasakan mencuci tangan sebelum dan sehabis makan, serta
mencuci tangan seusai bermain. Tangan merupakan media utama penyebaran
bibit-bibit penyakit penyebab gangguan kesehatan seperti diare, muntaber dan
lainnya. Selain itu, biasakan sang anak untuk berolahraga untuk kesehatan
tubuhnya, seperti melakukan gerakan tangan, kaki, melompat, berlari dan
sebagainya.
Setelah
anak tumbuh dengan nutrisi seimbang serta kesehatannya, point penting yang mesti Ibu lakukan adalah menstimuli secara fisik
dan psikisnya. Apakah itu? Maksudnya, secara fisik Ibu perlu memberinya
rangsangan berupa gerakan, misalnya mengajari gerak jalan, menari bagi anak
perempuan, yang mana dalam aktivitas itu mengandung gerakan kaki dan tangan
yang bertujuan untuk melatih organ anggota geraknya. Untuk kondisi psikis, anak
dapat distimuli dengan beraktivitas di alam bebas. Dengan itu, ia akan melihat,
mendengar secara langsung apa yang terdapat pada alam. Melalui cara ini ia akan
banyak menemui hal-hak baru, seperti tumbuhan, hewan, maupun benda yang ada
disekitarnya. Inilah yang dapat memicu keingintahuan anak yang selanjutnya dia
akan menanyakan perihal benda-benda yang ia temukan kepada sang Ibu. Menanggapi
pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan sang anak, seorang ibu haruslah menjawab
dengan bahasa yang mudah dipahami sang anak. Disini pula ia akan belajar banyak
tentang ilmu pengetahuan yang tentunya akan membuka kemampuan nalarnya. Bisa jadi
belajar menghitung, belajar berbahasa, belajar tentang alam serta banyak lagi
yang lainnya yang bisa didapatkan sang anak lewat alam yang semuanya dilakukan
dengan cara belajar sambil bermain (learning
by doing).
Semuanya
dapat Ibu lakukan untuk mengoptimalisasi tumbuh kembangnya agar Si Buah Hati selalu
bisa tampil membanggakan. Hingga pada nantinya, Si Ibu yang merupakan inisiator
dan desainer tumbuh kembang sang anak, bisa dengan bangganya mempersembahkan
anak bangsa yang cerdas dan berkarakter yang merupakan hasil “olahan” dari sang
Ibu dari sebelum kelahiran hingga tumbuh menjadi anak yang cerdas. Dunia Pendidikan
pasti bangga memiliki Ibu yang cerdas yang telah mendukung grand design-nya dalam menghadiahi Indonesia pada seabad
kemerdekaan tahun 2045 mendatang dengan hadirnya generasi emas Indonesia. Jadilah
ibu yang selalu tanggap terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Salam hangat
untuk Ibu-Ibu Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar