Sepuluh November. Ya, hari ini merupakan hari bersejarah
bagi Bangsa Indonesia. Hari dimana anak-anak bangsa dengan gigihnya
memperjuangkan bangsa ini dari serangan penjajah. Pertempuran arek-arek
Surabaya pada waktu itu ditetapkan sebagai Hari Pahlawan dan diperingati setiap
tanggal sepuluh November di seluruh penjuru tanah air.
Pahlawan, jika didefinisikan menurut perspektif saya
adalah subjek yang menyangkut makhluk hidup, terutama manusia yang dengan
semangat, kegigihan, kerja keras, keberanian dan keikhlasannya menciptakan
sesuatu yang bermanfaat dan membawa kebaikan bagi masyarakat luas, baik dalam
lingkup regional, nasional maupun internasional. Dengan definisi itu, tak
banyak orang yang dapat melakukan tindakan seperti halnya Pahlawan. Terlebih
saat ini, sangat disyukuri dari sepuluh ribu orang, terdapat satu orang yang
memiliki jiwa ksatria layaknya para pendahulu kita yang dengan relanya
mempertaruhkan nyawa demi sebuah kemerdekaan yang hakiki.
Ditahun ini, begitu banyak sikap dan perilaku anak bangsa
yang tidak mencerminkan jiwa kepahlawanan. Media massa tak pernah sepi akan
kasus yang berbau penyalahgunaan kekuasaan, kenakalan remaja, kekerasan, dan
lain sebagainya yang mencerminkan betapa bobroknya bangsa ini. Tak sebanding
antara jumlah berita capaian prestasi dengan berita yang menyangkut hal-hal
tentang kemerosotan karakter.
Jangankan itu, diusia kemerdekaan Indonesia yang ke-67
kemarin, masih banyak yang belum mengetahui akan sejarah bangsa ini. Sebagian
besar hanya mengetahui jika Peringatan Tujuh Belas Agustus adalah hari
kemerdekaan Indonesia, tanpa mengetahui bagaimana kemerdekaan itu bisa diraih,
atau apa dan bagaimana hakikat kemerdekaan itu. Terlebih saat ini, Hari
Pahlawan. Mengheningkan Cipta saja masih banyak yang belum tahu liriknya,
apalagi maknanya. Ini bukan sekedar omong kosong, tak sedikit dari kerabat saya
bahkan lupa tentang beberapa kata maupun bait tentang lagu-lagu Nasional.
Masihkah kita bisa disebut bangsa yang besar? Bukankah ada pepatah mengatakan “Bangsa yang Besar Adalah Bangsa yang
Menghargai Jasa Pahlawannya”? Jika lagu Nasional saja sudah dilupakan,
bagaimana dengan cita-cita luhur para Pahlawan yang menghendaki kita sebagai
generasi penerus untuk meneruskan kemerdekaan yang telah mereka raih dengan
pertumpahan darah? Sungguh merupakan potret miris.
Dikalangan remaja, potret miris itu kian menjamur.
Ada-ada saja ulah mereka. Memakai narkotika, seks bebas, hingga tawuran
beberapa waktu lalu yang terjadi dikalangan pelajar hingga mengakibatkan
jatuhnya korban jiwa. Masih bisakan disebut bangsa berkarakter? Sudah kemanakah
gerangan kearifan bangsa ini, hingga rasanya sulit ditemukan? Kaum terpelajar
saja menunjukkan perilaku yang kurang berkenan, bagaimana dengan anak bangsa
yang tidak mengenyam pendidikan? Lalu, dikalangan anak muda sekarang, kenapa
mereka lebih memilih lagu-lagu pop, rock, RnB, Hip-Hop baik oleh seniman luar
maupun dalam negeri, ketimbang menyanyikan lagu kebangsaan atau lagu Nasional?
Apakah lagu nasional tidak menjual? Kemudian juga masih dilingkup anak muda,
kenapa jarang yang mengidolakan Sultan Hasanuddin, Bung Tomo, maupun Pangeran
Diponegoro dan lainnya? Kenapa lebih memilih mengidolakan Ariel NOAH,
Cherrybelle, Super Junior, Harry Potter, Justin Bieber dan lainnya? Bahkan, ada
yang sampai pingsan saat tidak mendapatkan tiket untuk bertemu dengan idolanya
tersebut. Dimana letak kesalahan ini? Sebagai warga negara yang sadar, yang
ingin melakukan perbaikan terhadap Indonesia, marilah ini kita jadikan “PR”
untuk kemudian dicarikan solusi emasnya.
Institusi pendidikan saat ini memegang peranan penting
untuk memulihkan karakter bangsa yang sempat “sakit”. Kurikulum, tenaga
pendidik dan faktor pendukung lainnya harus berjalan beriringan untuk dapat
membentuk pribadi berkualitas seperti harapan bangsa. Melalui Hari Pahlawan
ini, mari kita bangun jiwa ke-ksatria-an untuk membangun Indonesia menjadi
bangsa yang maju, kreatif dan bermartabat, yang bisa dijadikan cermin oleh
dunia. Melalui Hari Pahlawan ini juga, mari kita isi kemerdekaan dengan
berbagai kreasi, inovasi, baik dalam ranah politik, ekonomi, sosial, maupun
budaya, yang mengacu pada kemanusiaan yang adil dan beradab, yang dapat
mewudkan persatuan Indonesia dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
melalui azas kerakyatan dan permusyawaratan, yang secara keseluruhannya berpusat
pada Ketuhanan Yang Maha Esa.
Terimakasih para Pahlawan. Doa kupanjatkan untukmu kepada Tuhan Yang Maha Esa,
kelak engkau diberikan tempat yang
maha suci olehNya dan bisa bersatu denganNya. Jasamu kami kenang, dan cita-citamu akan kami lanjutkan. Jasamu
menjadi cahaya kehidupan Indonesia. Dengar, seluruh angkasa raya memuji namamu,
wahai pembela Nusa Bangsa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar