“Masih terekam sedikit di memori
saya tentang pelajaran Tata Surya (Solar Panel) ketika SD dulu. Kala itu yang
tersirat di pikiran saya tentang Tata Surya adalah sebatas lingkup galaksi bima
sakti saja, bagaimana planet-planet berotasi pada orbitnya masing-masing dan
bagaimana pula para planet tersebut melakukan revolusi mengitari matahari. Ya,
hanya sebatas itu, tidak ada hal lain.”
Belakangan
ini saya menghubung-hubungkan teori Galileo Galilei dengan beberapa skrip drama
kehidupan dan ternyata memiliki beberapa persamaan. Fenomena rotasi misalnya.
Disadari atau tidak, kita yang merupakan makhluk mulia ciptaan Tuhan ini juga
pelaku rotasi itu. Kita mengalami rotasi. Kalau akibat yang ditimbulkan oleh
rotasi para planet adalah siang dan malam, kalau dikehidupan biologis ini ya
kita semakin bertambah usia alias semakin tua. Nah kalau berbicara tentang
rotasi kehidupan, usia saya yang tujuh bulan kedepan nanti akan menginjak angka
23 tahun ini sudah memasuki fase sore, yang tinggal melewati beberapa step lagi akan masuk ke fase final yaitu
malam. Oh no!!! (sambil menampar
pelan pipi kanan kiri secara berulang).
Memasuki
fase sore itu menurut saya merupakan transisi dari masa Brahmacari ke Grhasta
(sengaja saya pakai diksi ini agar rekan saya yang tingkat ke-kepo-annya melebihi ambang batas itu
menjadi sedikit bingung dengan kata ini) yang memerlukan persiapan-persiapan
ekstra untuk menyukseskan masa itu nantinya. Fase ini tidak ada yang namanya try out. Jika kamu tidak maksimal, ya
kemungkinan kamu akan gagal di ujian itu. Makanya sangat diperlukan bekal-bekal
dan segenap persiapan untuk menjalaninya.
Masih
menjelang ke fase sore, jika kita dulunya di kartu keluarga berstatus sebagai
anak, maka seiring berjalannya waktu, seperti halnya planet mengalami rotasi,
maka tidak menutup kemungkinan akan mengalami perubahan pula. Jika kamu wanita,
maka statusmu di kartu keluarga nantinya akan berubah menjadi “istri” dan bagi yang
pria akan menjadi “kepala keluarga”.
Sedangkan status “anak” yang kini kita sandang, nantinya akan digantikan oleh
makhluk-makhluk mungil ciptaan Tuhan yang akan menyempurnakan kehidupanmu. Ya,
itulah gambaran sederhana rotasi kehidupan yang akan aku, kamu, dia dan mereka
alami. Semuanya butuh proses, semuanya memerlukan perencanaan dan persiapan
matang untuk pencapaian hasil yang maksimal.
Oh
iya, saya menemukan sebuah lagu yang sangat indah dari Shania Twain yang
berjudul “From This Moment On”. Lagu
yang saya pandang tepat untuk mengiringi fase sore. Liriknya yang santun,
nadanya yang lembut, serta maknanya yang agung menimbulkan keteduhan tatkala
saya mendengarkannya. Walaupun suara saya jauh dari predikat merdu, tapi suatu saat
nanti sebelum memasuki masa Grhasta, saya
ingin menyanyikan lagu ini spesial untuk satu (and the only one) pria mulia pilihan Tuhan yang kini belum
ditemukan itu (I don’t know who will be
the answer of my prayer). Kelak kepada dialah saya akan diserahkan sepenuhnya
oleh Ayah saya untuk menjalani kehidupan bersamanya hingga fase malam saya
berakhir (till the day end).