Seekor ayam baru saja menetaskan
telurnya. Menjadilah beberapa ekor anak ayam yang lucu dan juga pintar. Mereka
dituntun oleh sang induk untuk mengenal kehidupan, mencari makan, hingga
membela diri bahkan berlindung tatkala ada bahaya mendekat. Begitu akrabnya
keluarga ayam ini, selalu ada canda gurau disetiap langkah mereka. Sang induk pun
tak henti-hentinya menuntun anaknya, kelak bisa ia andalkan dan bisa meneruskan
cita-citanya.
Seiring waktu berlalu, anak-anak
ayam itu mulai tumbuh. Ia tak lagi seperti dulu sewaktu masih kecil. Mereka
ingin menemukan jati dirinya, mengeksplorasi segala potensinya, tanpa
berpatokan dengan segala peraturan yang seolah telah disusun secara sistematis
oleh sang induk. Disitulah hubungan famili itu mulai renggang.
Dari kesenjangannya dengan Sang
Induk, anak-anak ayam ini sebenarnya menyimpan suatu hal layaknya hubungan
keluarga, ada aspek yang tak mungkin dipisahkan. Suatu kekeliruan memang jika
anak-anak ini terkesan menentang induknya. Tapi, dilain sisi anak-anak ini juga
mempunyai hak asasi, punya hak berpendapat, bertindak dan juga hak untuk
berkembang. Mulailah mereka satu per satu berkelana, hingga masih beberapa ekor
saja yang masih bersama Sang Induk.
Kepergian anak-anaknya serta
perilakunya yang terkesan menentang,